Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Tulisan ini telah dibagikan di channel telegram manhaj salaf.
Hukum Zakat
Berkata Syaikh Abdul Adzim bin Badawi Al-Khalafi, berkata Sayyid Sabiq rahimahullah: "Zakat adalah satu amalan fardhu (wajib) yang di sepakati ummat Islam dan sudah di kenal dan termasuk ilmu agama yang tidak boleh tidak seorang harus tau, yang andaikan ada orang mengingkari wajibnya zakat, maka di nyatakan keluar dari Islam”. (Fiqih Sunnah 1/281. Al Wajiz fi Fiqih Sunnah wal Kitabi Aziz 423)
Zakat Fithri
Al-Fithri (الفطر) dari perkataan Afthara – Yufthiru (أفطر – يفطر), yang artinya berbuka atau tidak lagi berpuasa. Istilah zakat fithri adalah zakat wajib dengan sebab seorang nantinya akan berbuka (berhari raya) dari puasa Ramadhan.
Menurut Ulama fiqih zakat fithri adalah sedekah tertentu dengan kadar tertentu, di bayar orang tertentu dengan syarat tertentu, di bagikan pada orang tertentu dengan sebab akan berbukanya seorang (berhari raya) dari puasa Ramadhan untuk mensucikan orang yang puasa dari hal yang sia-sia, perkataan kotor dan memberi makan orang miskin.
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat ‘ied". [HR. Bukhari no.1503 dan Muslim no.984]
Waktu Mengeluarkan Zakat Fithri
Zakat fithri di keluarkan sebelum seseorang shalat ied, waktu wajibnya adalah sebelum matahari tenggelam di hari terakhir bulan Ramadhan dan boleh di keluarkan sejak awal Ramadhan sampai di tegakkan shalat 'iedul fithri
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Barangsiapa yang menunaikan zakat fithri sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat, maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah". [HR. Abu Daud no.1609 dan Ibnu Majah no.1827]
Siapa Yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fithri ?
1. Beragama Islam.
2. Mampu untuk menunaikannya.
Yakni setiap muslim yang merdeka dan orang yang menjadi tanggungannya yang memiliki makanan pokok untuk dirinya dan keluarganya untuk sehari semalam. (Al Wajiz kitab Zakah 449)
Ukuran Zakat Fithri
Yakni besaran kadar zakat fithri adalah 1 sha atau kurang lebih 3 kilogram. Syaikh bin Baaz rahimahullah berkata: "Yang wajib adalah mengeluarkan zakat fithri sebanyak satu sha' berupa makanan pokok daerah tertentu, adapun takarannya dengan kilogram adalah sekitar 3 kg". (Majmu Al-Fatawa 14/203)
Kepada Siapa Zakat Fithri di Berikan ?
Zakat fithri di berikan kepada orang fakir miskin di daerah ia (orang yang berzakat) berdomisili. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Maad fi Hadyi Khairil Ibad berkata: "Merupakan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengkhususkan zakat fithri hanya untuk orang miskin saja. Beliau tidak pernah membagikannya kepada delapan golongan penerima zakat, beliau tidak pernah pula memerintahkannya. Demikian pula para Shahabat dan orang-orang setelah mereka tidak ada seorang pun yang melakukannya".
Jenis Yang di Gunakan Untuk Zakat Fithri
Makanan pokok. Setiap yang menjadi makanan pokok bisa digunakan untuk zakat fithri, seperti di negeri kita dengan beras.
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu 'anhu berkata: "Kami biasa mengeluarkan zakat fithri (di zaman Nabi) dengan satu sha makanan atau satu sha gandum, satu sha kurma, satu sha keju, satu sha kismis." [HR. Mutafaq alaihi, Tirmidzy, Nasai, Ibnu Majah no. 1829]
Ditulis Oleh Ustadz Abu Abd rahman Al-Atsary
Hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
“Barangsiapa yang menunaikan zakat fithri sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).